Isnin, 25 April 2016

Pembuka Kata... Seorang Jiran Sebelah Rumah

Ana pandang ke depan. Matanya memandang seraut wajah tampan, harum dan manis milik Iman Arjuna. Airmata perlahan-lahan luruh menitis ke pipinya yang halus dan gebu.
Luluh sudah hatinya.
Iman Arjuna... hatinya berkata-kata. Dan lelaki yang sedang berdiri tegak di depannya itu hanya mampu memandang dia dengan mata yang turut berkaca-kaca.
"Pandang Abang, Ana. Pandang puas-puas sebab ini mungkin kali terakhir Ana dapat melihat Abang" terdengar suara lembut bersenandung di telinga Ana.
Cinta tidak semestinya memiliki...
Ana diam, dia tidak suka kenyataan itu. Dia ingin cinta dihatinya dimiliki, dipunyai oleh Iman Arjuna.. Tapi itu semua cuma mimpi.
Realitinya sangat menyakitkan hati.
Ana terasa bahunya di peluk. Dia menoleh ke sisi, Bihah sedang memandang dia dengan airmata yang berlinangan, dan ketika Ana menoleh ke hadapan, kelibat Iman Arjuna telah tiada..
Ya Allah, aku sayang Iman Arjuna... rintih hatinya bersama cucuran airmata yang bertambah lebat.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan